Mungkin akan ada banyak yang membela pengarang fantasi ala Rowlings, dengan
alasan bahwa mereka dan para peraih NewBerry bertarung in a whole different
genre. Tapi dalam gaga-waga sederhana ini, kita tetapkan saja
batasannya dalam pemahaman generik: sebagai novel young-adult. Satu
novel yang akan ditetapkan sebagai sampel adalah karya Louis Sachar di tahun 1998: Holes. Penulis cukup yakin jika
Holes adalah buku anak-remaja yang sangat populer di Amerika. Mengingat tradisi
literasi mereka yang cukup baik, dalam kurikulum mereka, biasanya ada beberapa
judul buku yang secara akademis, atau dalam takaran pedagogi, dianggap layak
untuk dijadikan kanon dan buku “wajib” untuk dibaca para pembaca muda. Holes
saya yakini adalah salah satunya.
Ditulis Louis Sachar pada tahun 1998, bagi mereka yang pernah membacanya,
Holes memberi impresi yang cukup unik dalam ingatan. Dengan tuturan yang
membawa kualitas deadpan, pembaca terhindar dari emosi berlebih seperti
yang biasa ditemui kebanyakan buku-buku drama. Namun tidak berarti Holes tak
membawa pembaca dalam dinamika emosi sama sekali. Kisah Stanley Yelnats si
bocah gemuk yang berasal dari keluarga miskin namun bahagia ini, memberikan
pesan mengenai kejujuran, keberanian, dan kesetiakawanan dalam frekuensi
komunikasi yang datar dan tersembunyi.
Berawal dari nasib malang Stanley yang dituduh mencuri sepatu si legenda
basebal, Clyde Livingston-Sweet Feet, Stanley terpaksa memilih menjalani hukuman di Camp Greenlake yang tandus dan kejam, karena Ia pikir sebuah camp musim panas akan menjadi pilihan
yang lebih baik daripada masuk penjara. Camp Greenlake
dipimpin oleh si Warden yang sadis dan dua kaki tangannya yang sedikit konyol
dan sok jago: Mr. Sir dan Dr. Pendanski. Di bawah tekanan tiga orang dewasa
yang tidak kompeten ini, Stanley dan teman-teman “kriminal”nya dipaksa menggali sebuah
lubang setiap harinya; di bawah terik matahari, di antara terpaan debu Greenlake
yang panas, dengan bekal satu jeriken air dan makan siang seadanya. Hukuman ala
camp Greenlake yang aneh ini, berpadu dengan keberadaan kadal gurun bintik
kuning yang mematikan, ditambah dengan kehadiran satu anak penghuni camp
Greenlake yang kelewat pendiam bernama Zero, menjadi elemen khas cerita
anak-anak yang absurd dan imajinatif. Namun setiap detil ini, kelak, di akhir
buku akan menjadi komponen penting yang membangun keseluruhan cerita secara
utuh.
Bangunan karakter
yang cukup kuat dipadu dengan plot yang canggih—yang
melibatkan tokoh-tokoh tiga zaman sekaligus; mengantar pembaca menuju
jalinan cerita yang dengan apik
berkelindan menuju satu kesimpulan. Dalam Holes, kita akan menelusuri
jalinan antara kisah Elya Yelnats di Latvia, yang menjadi cikal bakal “kesialan” nasib
keluarga Yelnats; diikuti oleh kisah tragis Kissing Kate Barlow yang mengawali nasib buruk kota Greenlake; dan kisah Stanley yang agaknya ditugasi untuk mengakhiri rentetan nasib
buruk yang menimpa
keluarga Yelnats dan Kota
Greenlake. Satu hal
yang menarik dari Holes, adalah
adanya satu isu induk yang senantiasa diselipkan Sachar di setiap kisah tiga
zaman ini, yakni persahabatan lintas ras yang disampaikan seolah menjadi
background cerita semata, tanpa adanya pretensi menggurui dan menasihati.
Tuturan
Sachar yang maju-mundur, antara tiga zaman berbeda, tidak lantas membuat
pembaca kehilangan fokus. Stanley yang hidup di masa sekarang (: dimensi waktu
saat kisah dituturkan) akan tetap menjadi
tokoh kunci dalam keseluruhan cerita. Evolusi karakter seorang Stanley, dapat
disimak pembaca melalui sikapnya saat berhadapan dengan situasi sosial di camp
Greenlake. Camp khusus anak lelaki ini dipenuhi oleh puluhan remaja yang menyeret excess baggage-nya masing-masing. Dalam pergaulan sedemikian rupa, Stanley dipaksa untuk memilih antara menjadi Caveman—sebutan para anak bengal camp
Greenlake untuk Stanley—yang populer dan diakui teman-temannya yang lain, atau menjadi
seorang Yelnats yang dikucilkan karena bersikap setia kawan dan adil (: nilai
yang sudah tumbuh secara
inheren dalam diri Stanley sendiri).
Ada semacam sensasi Dahl-ism saat membaca Holes. Namun fantasi moral ala Road Dahl yang absurd, justru digantikan oleh moralisme yang dinyatakan secara alami dan realistis.
Meskipun alur mengerucut di sebuah kesimpulan yang terlalu dramatis untuk
menjadi sebuah kebetulan, namun harus diingat bahwa Holes adalah buku young-adult
atau bahkan bisa dibilang sangat ramah untuk dikonsumsi pembaca
anak-anak, jadi logika kaku ala orang dewasa yang membedakan kenyataan dan
fantasi, bisa ditoleransi di sini. Yang kemudian membuat Holes agak istimewa dibandingkan rata-rata
pemenang Newberry award lainnya adalah: ketajaman Sachar dalam mengolah alur
yang mengasyikkan, dan kemampuannya untuk sedikit menekan aspek drama yang
kelewat “feminin” seperti di kebanyakan buku pemenang Newberry lainnya.
Meskipun
konon tidak termasuk ke dalam Novel peraih plakat Newberry terfavorit, namun
Holes tak bisa dipungkiri adalah salah satu karya yang lekat dalam ingatan,
setidaknya di antara novel-novel lain jebolan
penghargaan bergengsi Amerika ini. Akan menjadi pengalaman yang tidak
terlupakan bagi anak-anak kita juga, jika para orangtuanya sudi membacakan atau
setidaknya membelikan buku ringkas ini, untuk memperkaya pengalaman imajintif
masa kecil mereka, dengan sebuah petualangan koboy ala Stanley dan
kawan-kawannya di Camp Greenlake.
Oktober-November
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar